slot online terpercaya

IAIN LANGSA

IAIN Langsa
Belajar Dari Penakluk Konstantinopel

[FTIK l ZCK] Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan. Inilah janji Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis. Namun, meski sudah diramalkan oleh Rasulullah SAW, tidak mudah untuk menaklukan kota Konstantinopel. Banyak raja-raja sebelumnya yang mencoba, tetapi baru Sultan Al Fatih yang mampu menaklukannya.

“Muhammad Al Fatih berhasil menaklukkan kota tersebut setelah 825 tahun diturunkan hadis Rasulullah SAW, Sejak kecil, Sultan Al Fatih sudah memiliki cita-cita untuk menjadi penakluk Konstantinopel. Apa yang beliau lakukan? Ya, mempersiapkan diri. Beliau mempelajari usaha-usaha yang pernah dilakukan oleh raja Islam sebelumnya,” ujar Muhammad Thabri,Lc dalam tausiahnya pada acara peresmian gedung RKU Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Kamis (28/1).

Selain mempelajari sejarah, Muhammad Al Fatih melakukan 3 persiapan lain untuk menaklukkan kota tersebut. “3 persiapan lainnya yaitu bergaul dengan Al-Qur’an, menguasai bahasa asing dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ungkap ustaz Thabri dihadapan Rektor, Dekan, wakil dekan, dan para undangan lainnya yang hadir memenuhi gedung baru tersebut.

Al-Fatih, menurut ustaz Thabri adalah seorang pemuda yang sejak kecil senang bergaul dengan Al-Qur’an, bagi Al Fatih, kitab suci umat islam ini memberikan keberkahan dan ketenangan hati. “Alhamdulillah di kota Langsa saat ini sudah ada gerakan yang mendukung Al-Qur’an, di MAN Langsa misalnya, ada ODOP (One Day One Page), para ibu-ibu dharma wanita di jajaran Pemko Langsa juga ada gerakan ODOJ (One Day One Jus),” ungkapnya.

Dalam sebuah percobaan, air dapat berubah menjadi kristal menggunakan bahasa/kata manusia, jika kata yang dikeluarkan kata yang baik akan menghasilkan Kristal yang baik, begitu juga sebaliknya, bahasa yang digunakan berkonotasi buruk maka Kristal yang dihasilkan juga buruk. “Apalagi dengan bahasa Al-Qur’an, maka akan mampu berbuat lebih baik lagi, Al-Qur’an dapat menyembuhkan berbagai penyakit, dan memberikan ketenangan,” ungkap ustaz thabri.

Ustaz Thabri memberi contoh, seorang ibu hamil yang didiagnosa dokter mengandung anak yang sakit berat, virus berbahaya berkembang di otak bayi itu, tidak hanya bagi sang bayi, virus itu juga berbahaya bagi sang ibu, maka dokter menyarankan agar ibu tersebut menggugurkan bayi itu. “Namun ibu itu berisktikharah dan tetap tidak mau menggugurkan dan pada akhirnya melahirkan dengan selamat, sang dokter terkejut dan bertanya apa yang dilakukannya selama dalam kandungan, ibu itu hanya membaca dan memperdengarkan Al-Qur’an pada sang bayi,” ujarnya.

Al-Qur’an juga membuktikan, siapa saja yang rajin membaca bahkan menghafalnya akan membuat orang itu lebih pintar, “IQ anak Palestina lebih pintar dibandingkan anak lainnya, ini karena mereka penghafal Al-Qur’an, menghafal Al-Qur’an membutuhkan konsentrasi tinggi, menghafal Al-Qur’an tidah harus orang pintar, namun dengan menghafal Al-Qur’an bisa menjadikan orang lebih pintar,” kata ustaz.

Muhammad Al-Fatih juga ahli bahasa, beliau bisa menguasai 8 bahasa asing, ini juga salah satu alasan kenapa anak muda ini merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu, selain bergaul dengan Al-Qur’an, menguasai bahasa asing dan membaca sejarah, Muhammad Al-fatih seorang pemuda yang rajin ibadah, beliau membangun kedekatan dengan Allah SWT melalui shalat tahajud.

Sultan Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra dalam menghadapi rakyat yang dipimpinnya. Kebiasaan Sultan Muhammad Al Fatih, unik. Beliau selalu berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk memastikan agar rakyat dan kawan-kawanya menegakkan shalat malam dan qiyamullail.

“Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusuk, ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih. Sejarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun berhasil menggapai sukses besar, menerobos benteng Konstantinopel, setelah dikepung beberapa bulan maka takluklah Konstantinopel,” jelas ustaz.

Shalat tahajud terasa berat, sama seperti shalat subuh berjamaah di mesjid, padahal shalat di waktu ini mendatangkan keberkahan, siapa yang menjaganya akan mendatangkan kekayaan baginya. “Sebuah penelitian yang dilakukan mahasiswa ITB terhadap masyarakat yang mengambil kredit, masyarakat yang jamaahnya ramai saat shalat shubuh, akan mudah membayar kredit itu, sebaliknya, jika masyarakat tersebut mesjid sepi saat shubuh, kreditnya macet,” jelas ustaz Thabri.

Dalam sejarah ditulis, bahwa pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya melancarkan serangan tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Sejak abad kedelapan sahabat Rasulullah saw  berusaha merebut benteng ini. Salah satunya Abu Ayyub Al Anshari namun gagal. Baru setelah enam abad kemudian benteng itu berhasil direbut dibawah pimpinan Muhammad Al Fatih. Karena jasanya inilah beliau diberi gelar Al Fatih (sang pembuka) yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya adalah Konstantinopel. Beliau adalah seorang pemberani, ahli strategi militer, juga istiqomah dalam shalat tahajudnya.

Itulah sebuah kisah sejarah yang sungguh indah dalam bingkai ketakwaan kepada Allah SWT. Kisah pemuda yang merupakan rahasia sukses dari seorang pribadi penggubah sejarah, bernama Muhammad Al Fatih, orang asia asal Turki, yang baru berusia 21 tahun. Shalat Tahajud merupakan modal yang sangat penting untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih dikemudian hari. Ia juga bergaul dengan Al-Qur’an, pembaca sejarah dan menguasai bahasa asing, semoga kita banyak belajar darinya. [Jml]