IAIN LANGSA

IAIN Langsa
Gelar Seminar Merdeka dari Bullying, FTIK IAIN Langsa Bahas Strategi Efektif Cegah Perundungan

Kota Langsa (Humas FTIK) - Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Langsa melalui program "Knowledge" mengadakan seminar pendidikan bertajuk "Merdeka dari Bullying" pada Selasa, 27 Agustus 2024. Acara ini diselenggarakan bekerja sama dengan Cabang Dinas Pendidikan Aceh (Cabdin) Wilayah Kota Langsa.

"Kegiatan ini bertujuan untuk membahas strategi efektif dalam mencegah perilaku bullying di sekolah." Kegiatan yang digelar secara online melalui platform Zoom ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari dosen, guru, mahasiswa serta praktisi pendidikan, demikian disampaikan Chief of Programme (CoP) Konwledge, Dr. Muhammad Nur, M.Pd.

Dr. Muhammad Nur, M.Pd menjelaskan bahwa seminar tersebut menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Junaidi, M.Pd.I, Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam (BKPI) FTIK IAIN Langsa, serta Hamzah Bintang, MA, Kasi Pengembangan Mutu GTK pada Cabang Dinas Pendidikan Aceh (Cabdin) Wilayah Kota Langsa. Keduanya memberikan pandangan dan solusi terkait masalah bullying yang semakin marak terjadi di lingkungan pendidikan. sementara Keynote Speech disampaikan oleh Prof. Dr. Hj. Nurussakinah Daulay, M.Psi. Psikolog yang merupakan Guru Besar pada Pascasarjana UIN Sumatera Utara-Medan 

Dalam pemaparannya, Junaidi, M.Pd.I menjelaskan tentang berbagai jenis bullying yang sering terjadi di sekolah. Menurutnya, bullying bisa berupa fisik, verbal, atau bahkan terjadi secara daring melalui media sosial atau siber.

“Setiap bentuk bullying, meskipun tampak ringan, dapat menimbulkan dampak psikologis yang sangat serius bagi korban,” jelas Junaidi.

Ia menegaskan bahwa korban bullying sering mengalami rendahnya kepercayaan diri, depresi, bahkan berisiko mengalami gangguan mental yang lebih parah seperti kecenderungan bunuh diri.

Hamzah Bintang, MA, dalam sesi berikutnya menekankan pentingnya peran guru dan orang tua dalam mencegah bullying. Menurut Hamzah, sinergi yang baik antara pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat sekitar sangat diperlukan untuk menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman.

“Guru harus lebih peka terhadap perilaku siswa di kelas, sementara orang tua harus turut memantau aktivitas anak di luar sekolah, termasuk di dunia maya,” ujar Hamzah.

Ia juga menambahkan bahwa sekolah harus memiliki regulasi yang jelas untuk menangani kasus bullying. Penerapan aturan yang tegas dan penanganan yang cepat dinilai sangat penting untuk mencegah kasus-kasus bullying berkembang lebih jauh.

“Sekolah perlu mengedukasi siswa tentang pentingnya menghormati sesama dan menjaga sikap toleransi di lingkungan sekolah,” tegasnya.

Antusiasme peserta sangat terlihat dalam sesi diskusi dan tanya jawab. Banyak peserta yang menyampaikan kekhawatiran serta berbagi pengalaman mengenai bullying di lingkungan pendidikan mereka. Diskusi interaktif ini mencerminkan tingginya kesadaran akan pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari bullying, baik di tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Dekan FTIK IAIN Langsa, Dr. Amiruddin Yahya, MA dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap narasumber dan seluruh peserta yang terlibat dalam kegiatan ini. Ia berharap agar seminar ini bisa menjadi motivasi bagi para pendidik untuk lebih memahami dan mengimplementasikan langkah-langkah strategis dalam menghadapi bullying di sekolah.

“Melalui kegiatan ini, kita semua diharapkan dapat lebih waspada dan proaktif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman bagi siswa,” ujar Dekan FTIK.

Senada dengan hal tersebut Kepala Cabang dinas Pendidikan Aceh (Cabdin) Wilayah Kota Langsa, Sabri, S.STP, M.SP menyatakan "dalam Seminar "Merdeka dari Bullying" ini diharapkan mampu menjadi titik awal dalam membangun kepedulian yang lebih besar terhadap isu bullying di kalangan pendidik dan masyarakat luas. Selain itu, diharapkan seminar ini dapat mendorong implementasi kebijakan yang lebih konkret untuk mencegah dan menangani bullying di sekolah-sekolah." Ujarnya

Momentum ini menjadi penting dalam mendorong institusi pendidikan untuk bergerak bersama dalam memerangi bullying, serta memastikan bahwa setiap anak dapat merasakan pendidikan yang aman dan merdeka dari segala bentuk intimidasi dan kekerasan.