IAIN LANGSA

IAIN Langsa
IAIN Langsa Wisuda 496 Lulusan

[KOTA LANGSA] Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa meluluskan 496 mahasiswa dari berbagai fakultas di kampus itu. Para lulusan tersebut diwisuda dalam rapat senat terbuka Wisuda Sarjana Strata Satu (S.1) Periode I Tahun 2018 di aula Seuramo Teuhah, Langsa, Selasa (8/5).

Ke-496 mahasiswa yang diwisuda tersebut atas 303 wisudawan dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK); 84 wisudawan dari Fakultas Syariah (FASYA); 68 wisudawan dari Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD); dan 41 wisudawan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Demikian antara lain disampaikan Wakil Rektor III IAIN Langsa, Dr. H. Basri Ibrahim, MA dalam laporannya di hadapan rektor dan seluruh wisudawan.

Basri menyebutkan bahwa hingga saat ini IAIN Langsa telah menghasilkan 8733 orang lulusan, para sarjana tersebut akan berkiprah dalam berbagai wadah dan peluang untuk mengembangkan ilmu dan mendharma bakti dirinya kepada agama, bangsa dan negara. Wisudawan kali ini yang mendapatkan Prediket Kelulusan Cumlaude berjumlah 54 orang.

Pada Wisuda kali ini IAIN Langsa memberikan Penghargaan kepada 7 Lulusan terbaik dengan IPK tertinggi yakni; Nurbaiti, S.Ag dari Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir dengan IPK 3,95. Tabrani, SE dari Prodi Perbankan Syariah dengan IPK 3,85. Astri Delia Razi, S.Sos dari Prodi Bimbingan Konseling Islam dengan IPK 3,80. Sheyla Nurhaliza, SE dari Prodi Perbankan Syariah IPK 3,79.

Selanjutnya Desi Trisza Octasari, S.Pd dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IPK 3, 74. Nur Hafizah, S.Pd dari Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IPK 3,71. dan Eka Lestari, S.Pd dari Prodi Pendidikan Matematika IPK 3,65.

Orasi Ilmiah dalam Prosesi Wisuda disampaikan oleh Prof. Eka Srimulyani, Ph.D dengan tema “Tantangan PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam) di “Era Disrupsi”: Kesiapan Intelektual Muslim dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0”. Dalam orasinya, Prof. Eka Srimulyani menegaskan bahwa di Era disrupsi saat ini, perguruan tinggi terdorong untuk terus meningkatkan peran dalam pembangunan. Kemajuan teknologi tidak bisa menggantikan peran pendidik dalam mengajarkan nilai-nilai yang berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan.

Guru Besar UIN Ar-Raniry itu menyebutkan Revolusi industri akan menggerus banyak sekali jenis pekerjaan yang  selama ini dilakukan oleh intelektual Muslim, termasuk di dalamnya alumni PTKI. Fakultas Tarbiyah yang selama ini menghasilkan tenaga guru terampil akan menghadapi tantangan bahwa kebanyakan pengetahuan sekarang bias didapat secara instant dari internet. Fakultas Dakwah yang menyebarkan agama dengan oral, akan ditinggalkan jamaah dengan belajar lewat sajian digital yang lebih praktis dan atraktif. Demikian juga alumni Fakultas Ekonomis dan Bisnis Islam, yang semakin tereduksi peran-peran praktis mereka karena digantikan oleh system automasi.

"Dalam kontek inilah intelektual Muslim harus berbenah. Selain menghadapi pasar yang terus berubah setiap saat, intelektual Muslim juga harus bermain di ranah pengembangan karakter manusia yang tidak mungkin dibangun oleh robot-robot yang memiliki kecerdasan buatan. Perubahan pasar akan mengubah gaya hidup manusia, kebutuhan, kebiasaan, dan interaksi antar sesama," pintanya. [Jamal]